Developers Video Games - Sebuah Ringkasan Figur-figur di Belakang Layar Gim Favorit
Video games merupakan media hiburan yang terus berkembang hingga sekarang. Meskipun hadir belakangan ketimbang saudara-saudaranya semacam novel fiksi dan film, namun video games dengan cepat menjadi platform bagi cerita yang kompleks dan inovatif. Bila dulu terdapat anggapan bahwa media ini hanya ditujukan untuk anak-anak, kini video games menjelma menjadi salah satu platform yang mencangkup semua sasaran mulai dari anak kecil, remaja, hingga orang dewasa seiring kemajuan teknologi dan kemunculan talenta-talenta berbakat yang terlibat di dalamnya. Berikut sedikit ringkasan figur-figur terkenal di balik kesuksesan video game yang kita mainkan hingga sekarang.
Sam & Dan Houser
Kakak-beradik dari Inggris ini berkontribusi besar dalam menyusun naratif dari sebuah franchise kecil bernama Grand Theft Auto (GTA). Memulai karir di bidang pressing CD untuk industri musik, keduanya bergabung dengan BMG Interactive/DMA Design di Inggris untuk membantu memproduseri game baru berjudul Race'N'Chase yg kemudian menjadi GTA. Stlh dibeli oleh konglomerasi Take-Two, keduanya mentransfer BMG ke Amrik dan mendirikan Rockstar Games. Terinspirasi dari film-film Hollywood yg mereka tonton semasa kecil, keduanya lantas menulis sebagian besar naskah game yang mereka produksi; mulai dari GTA2-5, Red Dead Redemption 1-2, hingga Bully, LA Noire, dan Max Payne 3. Saat ini Dan memilih pensiun dari posisinya di Rockstar Games sementara saudaranya Sam tetap menjadi pemimpin utama perusahaan.
John Carmack
John Carmack dikenal sebagai salah satu pendiri dari perusahaan game legendaris Id Software bersama John Romero dan beberapa figur lainnya. Carmack berkontribusi besar mengembangkan teknologi yang kemudian menjadi basis engine untuk game bergenre First-Person Shooter (FPS). Bersama John Romero, Carmack mempionirkan genre FPS 3D melalui Wolfenstein 3D, Doom, hingga Quake. Teknologi ini lantas juga digunakan oleh franchise semacam Medal of Honor dan Call of Duty. Carmack memimpin Id Soft sampai produksi Rage (2011), lalu mulai membantu pengembangan Virutal Reality (VR) Headset modern, sebelum akhirnya keluar dari Id soft untuk bergabung dengan perusahaan teknologi VR: Oculus. Carmack berkontribusi mengembangkan teknologi VR modern melalui Oculus Rift.
John Romero
John Romero merupakan salah satu pendiri dan programmer di Id Software. Bersama John Carmack, Romero menghasilkan hits game FPS dengan elemen horror dan gore yang kuat, semacam Doom dan Quake. John Romero menjadi populer setelah nama dan foto digital kepalanya direferensikan sebagai easter eggs dalam sikuen final boss di Doom 2. Romero juga berkontribusi memperkenalkan modding level kepada fans melalui bahasa pemprograman Doom. Setelah berselisih dengan Carmack terkait visi Id soft, Romero memutuskan keluar dan mendirikan Ion Storm. Di Ion Storm, Romero terlibat dalam produksi game yang bermasalah dan memiliki ekspektasi tinggi, Daikatana, serta mendukung Warren Spector untuk mewujudkan game impiannya, Deus Ex. Romero masih berkecimpung dalam pemprograman game dan terkadang membuat mod hingga level baru untuk game lawas buatannya seperti Doom 2.
Tim Sweeney
Tim Sweeney dikenal sebagai pendiri Epic Games dan kreator game engine populer Unreal. Sweeney mendirikan Epic bersama Mark Rein, mantan programmer di ID software. Slh satu game pertama mereka yang sukses berjudul "Unreal" dibuat memakai engine baru untuk game action dan FPS yang kemudian dinamai Unreal Engine. Nama Epic Games dan Unreal mulai dikenal publik setelah mereka merilis game multiplayer/arena shooter Unreal Tournament untuk PC, Mac, dan konsol. Sweeney dan tim di Epic terus mengembangkan Unreal Engine sehingga tidak hanya bisa dipakai untuk game genre FPS hingga menawarkan model pembayaran royalti untuk devs lain yang ingin menggunakan teknologi mereka. Unreal mulai banyak dipakai berbagai game selain yang dibuat Epic Games seperti: Deus Ex, Harry Potter, Bioshock, Rainbow Six, Splinter Cell, Gears of War, Batman Arkham, dan lain-lain. Epic sendiri terus mengembangkan model bisnisnya ke berbagai ranah, termasuk layanan online, distribusi game, hingga membantu produksi film dan seri TV. Baik Sweeney dan Rein masih menjabat sebagai pemimpin utama Epic Games hingga saat ini.
Richard Garriot
Richard Garriot (juga dikenal sebagai Lord British) merupakan slh satu pionir programming game, khususnya genre Fanrtasy Role-Playing Game (RPG). Game pertamanya Akalabeth (1979) dibuat sebagai hobi dan dijual via disket dlm kantong vakum/ziplock, lengkap dengan manual yg dicetak sendiri. Garriot dan rekan-rekannya sesama programmer menciptakan seri Ultima, salah satu game yang mempionirkan elemen Role-Playing ala game dadu-kertas Dungeons & Dragons menjadi fondasi genre RPG yang dikenal sekarang. Selain menghasilkan berbagai game dalam seri Ultima, Garriot juga berkontribusi mempopulerkan istilah Massive Multiplayer Online RPG (MMORPG) melalui Ultima Online yang bisa dimainkan banyak orang secara bersamaan via jaringan internet pada akhir era 90-an. Meski hampir pensiun dari industri game, kekayaan yang diperoleh Garriot dari berbagai game RPG buatannya berkontribusi menjadikannya salah satu astronot turis pertama di pangkalan angkasa luar International Space Station (ISS), mengikuti jejak ayahnya yang juga mantan astronot NASA.
Peter Molyneux
Molyneux memulai karir sebagai distributor makanan kaleng bermodalkan kemampuannya bernegosiasi hingga membual. Meski tidak memiliki pengalaman membuat game, Molyneux memutuskan terjun ke dalam industri software game yang tengah berkembang di era 90-an dengan mendirikan Bullfrog studio, lalu Lionhead Studio. Molyneux mulai merekrut orang-orang yang cakap membuat game strategi & God's Point of View (POV) berdasarkan visinya semacam Populous, Dungeoun Keeper, hingga Black & White. Molyneux menjadi figur kontroversial setelah kerap tampil di hadapan publik dan mengumbar janji serta ekspektasi berlebih terhadap gamenya, seperti yang terjadi dengan seri Fable. Setelah Lionhead ditutup oleh Microsoft pada pertengahan 2010-an, Molyneux kembali mendirikan perusahaannya sendiri, 22Cans, dan mulai membuat game memakai perspektif God's POV dengan implementasi NFT di dalamnya.
Waren Spector
Warren Spector berkontribusi memproduseri sejumlah game buatan Looking Glass Studio semacam Ultima Underworld, System Shock, hingga Thief. Game yang diproduseri Spector umumnya berupa First-Person Action dengan lore dan world-building yang dalam, mekanisme yang kompleks dan mendetail, serta berkontribusi mempopulerkan genre stealh hingga immersive sim. Setelah keluar dari Looking Glass, Spector memanfaatkan pengalamannya mendesain konsep awal Thief untuk membuat game immersive sim dengan tingkat kebebasan dan interaksi yang tinggi, Deus Ex, di Ion Storm. Setelah Ion Storm ditutup oleh Eidos, Spector mendirikan studionya sendiri Junction Point dan membuat game Epic Mickey untuk Disney. Setelah Junction Point ditutup oleh Disney, kini Spector bekerja untuk Otherside Entertainment dan terkadang mengajar sebagai dosen tamu di Texas.
Ken Levine
Sebagai lulusan jurusan seni pertunjukan, Ken Levine awalnya memulai karir sebagai penulis naskah skenario. Setelah gagal menembus hollywood, Levine memutuskan melamar kerja di Looking Glass Studio dan terlibat dalam pembuatan konsep game Thief bersama Warren Spector. Setelah keluar dari Looking Glass, Levine mendirikan Irrational Games lalu membuat sekuel salah satu game FPS dari Looking Glass, System Shock 2. System Shock 2 terbukti sukses. Levine lalu memanfaatkan konsep game serupa dengan membuat game baru yang juga populer, BioShock. Irrational games berhasil menelurkan trilogi game BioShock sebelum akhirnya ditutup oleh Take-Two Interactive. Kini, Levine mendirikan studio baru bersama mantan koleganya di Irrational, namun rumor yang beredar menyebut bahwa game barunya terjebak dalam development hell/ memiliki produksi yang bermasalah.
Todd Howard
Semasa kuliah Todd Howard kerap mampir ke kantor perusahaan game Bethesda Softworks yang berada di dekat kampusnya dan mencoba melamar kerja namun selalu ditolak. Setelah lulus dan memperoleh pengalaman kerja di perusahaan kecil, Bethesda akhirnya merekrut Howard sebagai produser. Beberapa kontribusi awalnya meliputi game Terminator, Skynet dan Elder Scrolls II: Daggerfall. Nama Howard mulai dikenal publik setelah kesuksesan Elder Scrolls III: Morrowind. Setelah Bethesda berhasil memperoleh IP seri game scifi isometrik Fallout, Howard turut berkontribusi mentransisi Fallout 3 menjadi game FPS-Third Person hybrid serupa Elder Scrolls. Howard terus memimpin berbagai proyek di bethesda; termasuk diantaranya Elder Scrolls V: Skyrim, Falout 4, Fallout 76, dan Starfield.
Shigeru Miyamoto
Miyamoto merupakan salah satu desainer awal Nintendo ketika perusahaan tersebut mencoba masuk bisnis mainan/video games di era 80-an. Slh satu terobosan penting Miyamoto untuk Nintendo adalah mendesain ulang mesin arcade yang awalnya ditujukan untuk game "Popeye" menjadi game berjudul "Donkey Kong". Miyamoto lantas menggunakan karakter protagonis di game tersebut, yang dinamai Mario, untuk beberapa proyek yang dikerjakannya. Saat itu Nintendo tenagah mengembangkan konsol game pertamanya, Family Computer/famicom (di amrik dikenal sebagai NES). Nintendo merilis sejumlah game buatan Miyamoto di konsol baru ini, termasuk diantaranya sekuel game arcade berjudul Super Mario Bros dan game petualangan original berjudul Legend of Zelda. Berkat kesuksesan Mario dan Zelda, Miyamoto menjadi figur penting di Nintendo. Dia terus membuat game untuk Nintendo seperti Star Fox & Pikmin. Miyamoto masih aktif membantu pengembangan teknologi dan game di Nintendo meski koleganya seperti Satoru Iwata telah meninggal dunia dan Reggie Fils-Aime pensiun dari Nintendo America.
Shinji Mikami
Shinji Mikami awalnya datang mewakili temannya menghadiri pesta perusahaan game Capcom di hotel Hilton Jepang agar bisa makan buffet gratis. Setelah berkenalan dengan staff Capcom, Mikami memutuskan melamar kerja di sana. Nama Mikami mulai dikenal setelah membuat remake game horror 2D Sweet Home (yang diangkat dr film berjudul sama) menjadi game Zombie berjudul Biohazard/ Resident Evil (RE). Mikami lalu memproduseri berbagai game seri RE dan Dino Crisis sebelum akhirnya "turun gunung" membuat RE4 untuk Capcom. Mikami sempat membuka Clover Studio bersama rekannya, Atsushi Inaba dan Hideki Kamiya, lalu merilis game action berjudul God Hand. Kegagalan penjualan God hand & beberapa game lain membuat Capcom menutup Clover. Mikami bersama koleganya lantas pindah ke PlatinumGames. Di Platinum Mikami sempat membuat game Vanquish sebelum akhirnya keluar dan mendirikan studionya sendiri, Tango Gameworks. Tango lalu diakuisisi oleh ZeniMax, induk perusahaan Bethesda, dan menghasilkan game Evil Within 1-2 hingga Ghostwire Tokyo.
Hideki Kamiya
Hideki Kamiya merupakan salah satu desainer di Capcom sebelum akhirnya ditugasi membuat RE2 oleh Shinji Mikami. Kamiya sempat membuat konsep awal untuk RE4 yg bernada action. Namun, keputusan Mikami untuk membuat RE4 versinya sendiri membuat Kamiya membawa konsepnya untuk menghasilkan game baru berjudul Devil May Cry. Kamiya selanjutnya bergabung dgn Mikami dan Shinji Inaba di Clover Studio untuk membuat Viewtiful Joe dan Okami. Setelah penutupan Clover oleh Capcom, ketiga lalu bergabung dgn PlatinumGames. Di Platinum, Kamiya berkontribusi membuat seri game Bayonetta dan The Wonderful 101. PlatinumGames & Microsoft sempat berkolaborasi membuat Scalebound, game action pengendara naga dengan Kamiya sebagai sutradara utama. Namun sayang proyek ini akhirnya dibatalkan secara sepihak oleh Microsoft akibat progres yang lambat.
Suda51
Goichi Suda (dikenal sebagai Suda51) memulai karirnya di industri game Jepang dengan bergabung Human Entertainment. Dia berkontribusi dalam pembuatan seri game gulat Super Fire Pro Wrestling. Setelah hengkang dari Human ent, Suda51 mendirikan Grasshopper Manufacture dan membuat berbagai macam game unik seperti Silver Case hingga Flower, Sun, and Rain. Namanya mulai dikenal luas, khususnya di barat, setelah kesuksesan Killer7 dan seri No More Heroes yang lebih condong menggunakan setting dan filosofi ala barat ketimbang game jepang pada umumnya. Grasshopper terus membuat game original yang menargetkan pasar internasional semacam Shadows of The Damned, Lollipop Chainsaw, Killer is Dead hingga Let It Die.
Hideo Kojima
Hideo Kojima mengawali karir di industri game dengan niat untuk menembus bidang penulisan karya fiksi, khususnya film dan seri TV. Setelah bergabung dengan Konami, Kojima terlibat dalam pembuatan game untuk sistem komputer khusus jepang, yaitu MSX dan MSX2. Kojima lantas membuat game Penguin Adventure dan Snatcher. Memanfaatkan keterbatasan hardware MSX, Kojima juga menciptakan seri Metal Gear yang berkontribusi mempopulerkan genre baru, Stealth Action. setelah merilis 2 game seri Metal Gear (MG) dan Policenauts, Kojima menciptakan game spinoff MG berjudul Metal Gear Solid serta memproduseri game Zone of Enders dan Boktai. Di Konami, Kojima mendirikan perusahaan Kojima Productions dan turut membantu produksi game semacam Silent Hill hingga Castlevania. Setelah produksi MGSV yang dianggap menghamburkan banyak uang, Kojima keluar dari Konami dan mendirikan perusahaan independen yang juga dinamai Kojima Productions. Kini Kojima terlibat dalam pembuatan video game untuk PlayStation milik Sony, yaitu Death Stranding, & proyek cloud-gaming untuk Xbox milik Microsoft.
Yoko Taro
Yoko Taro awalnya bekerja sebagai desainer di perusahaan game Namco dan Sony. Dia terlibat dalam pembuatan seri Drakengard serta Nier. Meski tidak tergolong sukses dari segi penjualan, kedua game ini perlahan mendapat status "cult classic" di kalangan pemain/gamers. Popularitas ini memberi kesempatan bagi Yoko Taro untuk membuat kelanjutannya. Yoko Taro mulai dikenal publik internasional setelah game kolaborasinya dengan PlatinumGames, Nier Automata, sukses di pasaran. Yoko Taro kerap menyembunyikan wajahnya dengan memakai topeng saat diwawancarai atau harus tampil di hadapan banyak banyak orang. Penampilan hingga selera humornya yang unik justru membuatnya semakin dikenal luas.
-----
Sumber Gambar: Image by Victoria_Watercolor from Pixabay
Komentar
Posting Komentar