Postingan

PORTOFOLIO DESAIN GRAFIS

Gambar
Guna merintis karir di dunia kerja tentunya penting untuk menunjukkan skill dan bakat sebagai “poin jualan” dalam curriculum vitae atau portofolio pribadi. Blog ini dibuat salah satunya untuk menampung aspirasi, karya tulis, dan berbagai hal lainnya yang menunjukkan kapabilitas saya selaku insan kreatif. Bagi yang rajin membaca blog ini bakal mengetahui kalau saya memiliki beragam hobi. Termasuk diantaranya menulis, menonton film, berwisata, bermain gim video, hingga menggambar atau melukis. Hobi-hobi ini lalu saya kembangkan menjadi skill dan menghasilkan sejumlah karya atau output. Sebagian diantaranya menjadi portofolio pribadi dan dipublikasikan melalui blog ini. Dalam postingan kali ini, saya ingin memperluas rekam portofolio saya dengan berfokus pada salah satu bidang yang relevan di era digital saat ini, yakni Desain Grafis. Saya tidak memiliki kualifikasi resmi atau pendidikan mendalam terkait ilmu desain grafis. Semuanya saya pelajari secara otodidak di sela-sela waktu luan

Dilema Pelukis Bernama “Kecerdasan Buatan”

Gambar
Di era modern saat ini kita mendengar jargon-jargon baru bermunculan seperti Industri 4.0, Web of Things, Blockchain, Metaverse, Machine Learning, dan sebangsanya. Salah satu jargon yang belakangan sering muncul dari mulut orang-orang adalah Artificial Intelligence (AI). AI atau yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai Kecerdasan Buatan bukanlah istilah baru. Kita sering mendengar istilah ini dalam film, novel, hingga berita TV selama bertahun-tahun. Bila ditelusuri maka kita akan menemukan bahwa AI telah banyak dibahas sejak komputer mulai diperkenalkan ke khalayak umum di penghujung abad ke-20.   AI dalam cerita fiksi ilmiah kerap kali digambarkan sebagai kemajuan atau ancaman bagi peradaban manusia. Namun, di dunia nyata AI ditempatkan sebagai terobosan yang secara teoritis bakal membantu manusia dalam mengerjakan banyak hal, mulai dari perhitungan dan pemodelan hingga operasional mesin dan teknologi baru. Hal-hal yang tergolong kompleks dapat dikerjakan lebih cepat dan

Menelisik Dunia Virtual Sandbox

Gambar
Sandbox atau bak pasir merupakan salah satu wahana permainan bagi anak-anak, khususnya di bangku Taman Kanak-kanak (TK), untuk mewujudkan imajinasinya membangun istana pasir dan sebangsanya. Bermain dengan pasir biasanya dilakukan oleh pantai. Namun dengan hadirnya bak pasir, seorang anak dapat menciptakan berbagai macam hal seperti bukit, istana, kolam hingga kota dalam khayalan mereka tanpa harus pergi ke pantai. Istilah “Sandbox” juga digunakan untuk menggambarkan konsep dimana programmer komputer membangun dunia virtual yang bebas dijelajahi dari ujung ke ujung dalam sebuah gim video.   Contoh Sandbox/Open World Game Berbeda dengan film atau animasi dimana penonton hanya dapat menikmati “dunia” yang tersaji di depan layar mereka secara pasif atau hanya satu arah, gim video memungkinkan interaksi aktif antara pemain dengan dunia virtual. Pada awal mulanya interaksi semacam ini terbatas dilakukan pada arena atau dunia yang cenderung linear. Namun seiring perkembangan teknologi, dunia

Killers of The Flower Moon: Sebuah Ulasan Buku (& Film)

Gambar
Berbeda dengan ulasan/ review biasanya yang fokus membahas film, kali ini saya mencoba menulis ulasan buku. Namun bukan sembarang buku. Judul buku kali ini masih berkaitan dengan dunia perfilman, khususnya tentang tren dan proses adaptasi film yang diangkat dari karya literatur di Hollywood. Buku tersebut berjudul “ Killers of The Flower Moon ”, karya David Grann.     David Grann merupakan penulis dan jurnalis untuk majalah New Yorker. Dia merilis buku pertamanya tentang investigasi misteri menghilangnya penjelajah Inggris, Percy Fawcett, di hutan Amazon dalam buku “The Lost City of Z: A tale of Deadly Obsession in the Amazon” pada tahun 2009. Buku ini kemudian diadaptasi menjadi film berjudul sama yang disutradarai James Gray dan dibintangi Charlie Hunnam pada 2017. Kesuksesan adaptasi bukunya ini yang lalu mengundang perhatian elit Hollywood untuk mencoba mengangkat karya tulisnya yang lain menjadi film.     Dua artikel berita yang ditulis David Grann untuk

Fenomena Mogok Kerja Penulis Industri Film dan Televisi Modern

Gambar
Mogok kerja merupakan fenomena yang umum ditemui di lingkungan kerja sejak dulu kala, khususnya di bidang industri. Pekerja rendahan atau buruh merupakan nadi utama jalannya produksi barang dan jasa. Sayangnya, buruh kerap kali disepelekan oleh perusahaan dan institusi yang mempekerjakan mereka. Mulai dari upah atau gaji yang kecil, jadwal kerja yang ketat, lingkungan yang tidak kondusif dan sebagainya. Jadi wajar bila kita mendengar kabar adanya demonstrasi buruh hingga mogok kerja dari waktu ke waktu. Namun, bagaimana jadinya bila yang melakukannya bukanlah buruh pabrik, melainkan penulis hingga bintang film?     Baru-baru ini di awal bulan Mei 2023, kita mendengar berita tentang berlangsungnya aksi mogok kerja di industri perfilman Amerika Serikat , terutama di Hollywood. Ini merupakan bagian dari aksi jangka panjang yang digaungkan oleh Writers Guild of America (WGA), wadah organisasi atau persatuan penulis skenario dan skrip di Amerika Serikat. WGA menaungi pekerja seni, dalam hal

Ken Akamatsu: Dari Komikus Menjadi Anggota Parlemen Jepang

Politik dan perkomikan mungkin dua dunia yang berbeda jauh dan bahkan saling bertolak belakang. Namun hal ini tidak menghentikan seorang komikus untuk mencoba peruntungannya mencalonkan diri dalam pemilu legislatif di Jepang. Ken Akamatsu merupakan seorang komikus senior di Jepang. Pada tahun 2022 dia mencalonkan diri di pemilu majelis tinggi Jepang melalui Partai Demokrat Liberal dan terpilih sebagai anggota parlemen. Ini pertama kalinya seorang mangaka , istilah untuk seniman komik jepang atau manga, menduduki jabatan politik di Parlemen Diet Nasional Jepang. Ken Akamatsu sendiri bukan nama yang asing di dunia seni dan perkomikan. Dia merupakan kreator sejumlah judul manga populer semacam Love Hina, Negima, dan UQ Holder. Minat Ken Akamatsu terhadap manga dan komik sudah terlihat semenjak muda. Akamatsu awalnya membuat sejumlah kreasi fans dari karya-karya seni populer di Jepang yang dijualnya sendiri atau yang dikenal sebagai Doujin semasa di bangku kuliah. Pada 1993, bakatnya memb