Draft Skenario Film (Pendek)

https://pixabay.com/photos/writing-write-fountain-pen-ink-1209121/
Di tahun 2019 saya sempat menulis sejumlah draft skenario film pendek yang dibuat dengan harapan dapat dijadikan karya film. Apakah kelak cerita-cerita ini dapat berakhir di layar lebar atau malah terlupakan seiring berlalunya waktu akan menjadi pertanyaan yang belum dapat dijawab saat ini.

Saya ingin sedikit berbagi tulisan saya dengan pembaca/ pengunjung laman "Berkas Indigo". Cerita-cerita ini mungkin belum menjadi yang terbaik dan masih banyak kekurangan, tapi saya tetap bangga telah 'menelurkan' kisah-kisah ini. Berikut sinopsis dan draft skenario (pdf) dari secuil daftar skenario film pendek yang saya miliki.



SUMUR
DITULIS OLEH: MUHAMMAD RIFKY

Terinspirasi dari sinopsis “The Color Out of Space” karya H.P. Lovecraft.

Di sebuah rumah mungil yang terletak di pedalaman, hidup Bapak, Ibu, dan Anak lelaki mereka (Bayu) yang berumur 12 tahun. Tak jauh dari rumah terdapat sebuah sumur tua yang dipakai mengairi kebun di dekatnya dan untuk keperluan sehari-hari. Bayu sangat takut dengan sumur itu.

Suatu hari, Ibu meminta bayu mengambil air sumur. Bayu menolak, tapi akhirnya menurut juga setelah dipaksa. Bayu menurunkan ember ke dalam sumur. Sumur itu gelap. Ketika ember menyentuh permukaan air, Bayu merasakan sebuah bayangan monster menyerupai reptil bergerak di sekitar dinding sumur. Bayu lari ketakutan dan melaporkan ke orangtuanya. Ayah tidak percaya dengan pengakuan Bayu.

Malamnya, Bayu terbangun dan melihat cahaya dari luar jendela kamar. Dia melihat keluar. Cahaya beragam warna dan bentuk ‘keluar’ dari dalam sumur. Bayu teringat ‘monster’ yang dilihatnya tadi pagi dan bergegas kembali ke tempat tidur dan menutupi kepalanya erat-erat dengan bantal.
dst.....


LOGLINE:
Sebuah sumur tua di rumah kecil menyembunyikan rahasia dan kengerian besar yang hanya diketahui seorang bocah penakut.








PERSIMPANGAN DI ATAS JEMBATAN
DITULIS OLEH: MUHAMMAD RIFKY

Terinspirasi dari pembahasan/ ulasan teater “Waiting For Godot” karya Samuel Beckett.

Tiga orang sahabat, Anton, Ishak, dan Rudi berjalan melintasi sebuah jembatan. Ketiganya hendak makan siang di restoran. Anton dan Ishak sibuk berdebat, sedangkan Rudi sibuk memainkan video game di smartphone-nya. Ishak melihat benda berkilauan di atas trotoar jembatan. Sebuah cincin ‘berlian.’ Ishak memungut cincin itu dan menunjukkannya kepada Anton dan Rudi. Anton takjub melihat cincin itu, sedangkan Rudi terus sibuk memainkan game dan tidak banyak memperhatikan.

Ishak berinisiatif melaporkan penemuannya ke pos polisi, yang terletak di arah mereka datang tadi. Sedangkan Anton memiliki ide berbeda. Dia ingin menjual cincin itu ke toko perhiasan yang berada di ujung satunya jembatan. Uangnya dapat dipakai untuk makan mewah. Ishak tidak setuju.

Terjadi perdebatan sengit antara Anton dan Ishak. Keduanya mempertanyakan apakah benda itu asli? Berapa lama cincin itu jatuh? Kalau mereka membawanya ke polisi apakah mereka bisa mempercayai polisi untuk mengembalikannya? Apakah cincin itu bukan berasal dari toko perhiasan di ujung jembatan dan jatuh ketika pemilik, karyawan, atau salah satu pelanggan membawanya? Apakah mereka bakal dituduh sebagai pencuri? Dan pertanyaan-pertannyaan lainnya.
dst.....


LOGLINE:

Moralitas tiga orang sahabat diuji saat memungut cincin berlian di atas jembatan dan jalan yang harus mereka pilih.








KIDAL

DITULIS OLEH: MUHAMMAD RIFKY

Tiga orang duduk di meja makan, seorang janda dan kedua anaknya yang masih SD, Siska dan Andra. Sang Janda/ Ibu baru dari kantor menjemput anak-anak pulang sekolah. Mereka makan siang bersama. Andra menyuap makanan di piring dengan tangan kiri. Siska, sang kakak, protes seharusnya Andra makan yang benar pakai tangan kanan. Ibu melerai keduanya dan melanjutkan makan.

Bertahun-tahun kemudian, Andra yang kini sudah menjadi mahasiswa hendak menghadiri acara seminar kampus. Sebelum masuk ruangan, Andra mengisi buku tamu di meja resepsionis. Resepsionis meledek Andra yang kidal. Andra sempat membalas ledekan tersebut lalu masuk ke dalam ruang seminar. Dia duduk di barisan tengah. Raja, kawannya, yang duduk di belakang menyapa dan mulai menanyakan PR kuliah. Raja ingin menyontek hasilnya. Andra hanya menanggapi ringan.

Acara dimulai. Andra tengah sibuk mencatat di bukunya ketika tiba-tiba Raja menyadari bahwa Andra kidal. Dia menyarankan Andra belajar menggunakan tangan kanan. Malamnya, Andra yang terus memikirkan kejadian pagi tadi akhirnya memutuskan belajar menulis dengan tangan kanan. Dia mulai menyalin isi buku di meja belajar dan menuangkannya ke dalam buku catatan.

Beberapa hari kemudian, ketika hendak berangkat kuliah Siska yang sudah lulus namun masih menganggur menghampiri Andra di beranda rumah dan ingin meminjam powerbank Andra. Siska ingin pergi jalan-jalan ke mall bersama kawan-kawannya. Andra menyuruhnya mengambil sendiri di kamar.

Siska menuju kamar Andra untuk mengambil Powerbank. Tapi kemudian perhatiannya tertuju pada buku catatan Andra yang berada di atas meja dan setelah melihat isinya Siska membawa buku itu keluar dan menunjukkannya ke Andra. Siska mulai meledek Andra. Andra yang geram menampar kakaknya dan merebut buku itu. Andra memasukkan buku catatan itu ke dalam tas. Siska berteriak kesakitan.
dst....
 
LOGLINE:

Seorang mahasiswa kidal harus menjalani hidup penuh liku, diskriminasi, dan problematika yang berujung pada sebuah keputusan sulit.


 
 
Draft skenario film (pendek) - Bagian 2
Draft skenario film (pendek) - Bagian 3

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persidangan Meja Makan - Pengalaman Membuat Film Pendek

Dilema Pelukis Bernama “Kecerdasan Buatan”

PORTOFOLIO DESAIN GRAFIS