Catatan Filmografi: Alfred Hitchcock
Dalam catatan ini kita akan membahas salah satu sutradara dengan ciri khas yang sulit ditiru dan karya-karyanya sering dianggap sebagai yang terbaik sepanjang masa, Alfred Hitchcock.
Alfred Hitchcock merupakan sutradara yang terkenal dengan julukan “master of suspense”. Gaya penyutradaraannya yang unik bahkan memunculkan istilah tersendiri. Film-filmnya banyak yang dikenal hingga sekarang dan terus mempengaruhi karya sineas-sineas modern.
Berikut beberapa pilihan film Alfred Hitchock yang patut disaksikan.
Psycho
Diangkat dari novel berjudul sama, Psycho menceritakan seorang gadis muda yang melarikan uang titipan bosnya ke luar kota. Sang gadis lalu menginap di sebuah motel kecil, sebelum akhirnya menemui ajal di tangan pembunuh misterius. Saudari dan kekasih korban, serta seorang detektif mencoba menyelidiki kasus menghilangnya sang gadis muda. Psycho sering dianggap sebagai salah satu film yang mendefinisikan genre horror thriller, dan turut membantu menciptakan subgenre film slasher. Saat dirilis, film ini sempat dikritisi karena dianggap terlalu sadis dan vulgar untuk zamannya. Plot twist di awal film merupakan salah satu momen yang paling diingat dalam sejarah. Demi menjaga kerahasian cerita, Hitchcock dikabarkan meminta bioskop mengunci ruang teater agar orang tidak sembarang keluar-masuk di tengah penayangan. Film ini mempengaruhi terciptanya prekuel serial TV, Bates Motel, yang dibintangi Freddie Highmore.
Rope
Rope menceritakan upaya dua orang mahasiswa pintar menyembunyikan mayat rekan sejawat yang mereka bunuh dalam sebuah peti buku di ruang tamu apartemen keduanya. Demi membuktikan bahwa mereka bisa menciptakan sebuah kejahatan sempurna, kedua mahasiswa lalu mengundang orangtua, kawan, dan kekasih korban dalam jamuan makan malam. Keduanya juga mengundang kolega mereka dan menperdebatkan berbagai teori dan kemungkinan kejahatan sempurna sembari terus menjaga kerahasian peti buku tersebut. Film ini tergolong unik karena menggunakan cut (cara mengedit film dengan ‘memotong’ peralihan adegan) seminimal mungkin. Selain itu, penggunaan dekorasi set, penempatan aktor dan kamera, serta latar tempat yang sangat efektif dan minimalis membuat penonton terus merasakan ketegangan apakah aksi keduanya bakal segera terungkap. Film ini dibintangi oleh Jimmy Stewart dan merupakan kolaborasi pertamanya dengan Hitchcock.
The Birds
Birds menceritakan epidemi mengerikan di sebuah kota kecil, dimana burung-burung secara tiba-tiba menyerang manusia. Histeria yang ditimbulkan memaksa banyak orang melarikan diri atau berlindung di tempat aman. Film horror ini, bersama Psycho, seringkali dinobatkan sebagai salah satu film horror terbaik sepanjang masa, dan bahkan beberapa kali diparodikan di berbagai acara TV atau film. Film ini merupakan debut bagi model Tippi Herden.
Marnie
Marnie mengisahkan sepak terjang seorang wanita penipu ulung yang menyamar sebagai karyawati cantik dengan tujuan merampok brankas perusahaan tempatnya melamar pekerjaan. Ketika salah satu aksinya gagal setelah bos barunya berhasil mengenalinya, sang wanita diperas dan harus menikahi bosnya tersebut agar terhindar dari hukuman penjara. Bos yang kini menjadi suami barunya perlahan berusaha menggali masa lalu wanita misterius ini dan alasannya menjelma menjadi seorang penipu ulung. Film ini dibintangi oleh Tippi Herden dan Sean Connery.
Strangers on a Train
Strangers on a Train mengisahkan perkenalan seorang pemain tenis dengan psikopat dalam sebuah perjalanan kereta api. Berawal dari percakapan senda-gurau, keduanya membicarakan orang-orang yang mereka benci: Sang pemain tenis ingin menceraikan istrinya dan menikah lagi, sedangkan sang psikopat ingin menyingkirkan ayahnya yang sudah tua. Sang psikopat mencetuskan ide untuk bertukar membunuh orang yang mereka benci demi menghindari kecurigaan polisi dan menciptakan alibi sempurna. Sang psikopat membunuh istri pemain tenis dan mengancam sang petenis untuk ‘memenuhi janjinya’ dengan membunuh ayah sang psikopat.
Rear Window
Berkisah tentang seorang fotografer majalah yang mengalami cedera kaki dan harus menjalani rehabilitasi dengan berdiam diri duduk di kursi roda. Sang fotografer menjalani hari-harinya yang membosankan dengan mengamati keseharian tetangga-tetangganya dari jendela apartemennya. Ketika istri salah satu tetangganya menghilang secara mendadak, sang fotografer curiga bahwa suaminya yang telah membunuhnya. Dibantu oleh perawat dan kekasihnya, seorang sosialita, sang fotografer berusaha mencari bukti perbuatan tetangganya tersebut. Dibintangi oleh Grace Kelly dan Jimmy Stewart dalam kolaborasi keduanya dengan Hitchcock. Film ini sempat mendapat remake dengan judul Disturbia yang dibintangi Shia Labeouf.
North by Northwest
Film Spy Thriller ini berkisah tentang seorang arsitek yang terjebak dalam pusaran espionase tingkat tinggi setelah beberapa orang misterius salah mengiranya sebagai seorang mata-mata. Demi membersihkan namanya dan mengungkap dalang dari semua ini, sang arsitek harus mencari petunjuk sembari menghindari kejaran polisi dan organisasi misterius yang berusaha membunuhnya. Film ini dibintangi oleh Cary Grant yang juga merupakan salah satu kolaborator favorit Hitchcock.
Vertigo
Vertigo berkisah tentang seorang detektif swasta yang phobia terhadap ketinggian dan vertigo akibat trauma yang dialaminya dalam sebuah kasus. Suatu hari, sang detektif disewa oleh teman lamanya untuk menyelidiki kemungkinan istrinya dirasuki oleh arwah gentayangan. Selama penyelidikannya sang detektif berhasil menyelamatkan istri kliennya dari upaya bunuh diri, namun perlahan dirinya terpikat dengan wanita tersebut hingga akhirnya keduanya menjalani sebuah asmara terlarang. Dilema yang dialami sang detektif dan tragedi yang segera menimpa menjadi daya tarik film satu ini. Vertigo merupakan kolaborasi keempat Jimmy Stewart dengan Hitchcock. Film ini dinobatkan sebagai salah satu film terbaik sepanjang masa oleh berbagai sumber.
Special mentions: Dial M for Murder, Rebecca, Notorious, To Catch a Thief
-----
Sebagai penutup, mari kita menelisik sedikit perbedaan mendasar antara ‘suspense’ (ketegangan) dan ‘surprise’ (kejutan) menurut Hitchcock sendiri:
“Saat ini kita berdua tengah berbincang santai. Anggaplah ada sebuah bom di bawah meja kita. Tidak ada yang terjadi. Namun tiba-tiba, “Boom!”, sebuah ledakan. Penonton terkejut, tapi hingga sebelum kejutan (surprise) hanya adegan yang biasa saja, tidak ada firasat atau konsekuensi tertentu.
Sekarang mari bayangkan situasi menegangkan (suspense). Bom berada di bawah meja dan penonton telah mengetahuinya, mungkin mereka menyaksikan seorang anarkis menempatkan bom tersebut. Penonton sadar bom tersebut akan meledak pada pukul satu. Terdapat jam di set (latar). Penonton melihat jam telah menunjukkan waktu pukul satu kurang seperempat. Dalam situasi ini, adegan perbincangan yang semula santai berubah menjadi mengesankan karena penonton secara tidak langsung turut berpartisipasi di dalamnya. Mereka ingin memperingatkan karakter di layar film: “kalian jangan ngobrol hal tidak penting! Ada bom yang akan meledak di bawah meja kalian.”
Dalam kasus pertama, kita hanya memberi penonton 15 detik kejutan pada saat terjadi ledakan. Dalam kasus kedua, kita telah menciptakan 15 menit penuh ketegangan.”
Alfred Hitchcock merupakan sutradara yang terkenal dengan julukan “master of suspense”. Gaya penyutradaraannya yang unik bahkan memunculkan istilah tersendiri. Film-filmnya banyak yang dikenal hingga sekarang dan terus mempengaruhi karya sineas-sineas modern.
Berikut beberapa pilihan film Alfred Hitchock yang patut disaksikan.
Psycho
Diangkat dari novel berjudul sama, Psycho menceritakan seorang gadis muda yang melarikan uang titipan bosnya ke luar kota. Sang gadis lalu menginap di sebuah motel kecil, sebelum akhirnya menemui ajal di tangan pembunuh misterius. Saudari dan kekasih korban, serta seorang detektif mencoba menyelidiki kasus menghilangnya sang gadis muda. Psycho sering dianggap sebagai salah satu film yang mendefinisikan genre horror thriller, dan turut membantu menciptakan subgenre film slasher. Saat dirilis, film ini sempat dikritisi karena dianggap terlalu sadis dan vulgar untuk zamannya. Plot twist di awal film merupakan salah satu momen yang paling diingat dalam sejarah. Demi menjaga kerahasian cerita, Hitchcock dikabarkan meminta bioskop mengunci ruang teater agar orang tidak sembarang keluar-masuk di tengah penayangan. Film ini mempengaruhi terciptanya prekuel serial TV, Bates Motel, yang dibintangi Freddie Highmore.
Rope
Rope menceritakan upaya dua orang mahasiswa pintar menyembunyikan mayat rekan sejawat yang mereka bunuh dalam sebuah peti buku di ruang tamu apartemen keduanya. Demi membuktikan bahwa mereka bisa menciptakan sebuah kejahatan sempurna, kedua mahasiswa lalu mengundang orangtua, kawan, dan kekasih korban dalam jamuan makan malam. Keduanya juga mengundang kolega mereka dan menperdebatkan berbagai teori dan kemungkinan kejahatan sempurna sembari terus menjaga kerahasian peti buku tersebut. Film ini tergolong unik karena menggunakan cut (cara mengedit film dengan ‘memotong’ peralihan adegan) seminimal mungkin. Selain itu, penggunaan dekorasi set, penempatan aktor dan kamera, serta latar tempat yang sangat efektif dan minimalis membuat penonton terus merasakan ketegangan apakah aksi keduanya bakal segera terungkap. Film ini dibintangi oleh Jimmy Stewart dan merupakan kolaborasi pertamanya dengan Hitchcock.
The Birds
Birds menceritakan epidemi mengerikan di sebuah kota kecil, dimana burung-burung secara tiba-tiba menyerang manusia. Histeria yang ditimbulkan memaksa banyak orang melarikan diri atau berlindung di tempat aman. Film horror ini, bersama Psycho, seringkali dinobatkan sebagai salah satu film horror terbaik sepanjang masa, dan bahkan beberapa kali diparodikan di berbagai acara TV atau film. Film ini merupakan debut bagi model Tippi Herden.
Marnie
Marnie mengisahkan sepak terjang seorang wanita penipu ulung yang menyamar sebagai karyawati cantik dengan tujuan merampok brankas perusahaan tempatnya melamar pekerjaan. Ketika salah satu aksinya gagal setelah bos barunya berhasil mengenalinya, sang wanita diperas dan harus menikahi bosnya tersebut agar terhindar dari hukuman penjara. Bos yang kini menjadi suami barunya perlahan berusaha menggali masa lalu wanita misterius ini dan alasannya menjelma menjadi seorang penipu ulung. Film ini dibintangi oleh Tippi Herden dan Sean Connery.
Strangers on a Train
Strangers on a Train mengisahkan perkenalan seorang pemain tenis dengan psikopat dalam sebuah perjalanan kereta api. Berawal dari percakapan senda-gurau, keduanya membicarakan orang-orang yang mereka benci: Sang pemain tenis ingin menceraikan istrinya dan menikah lagi, sedangkan sang psikopat ingin menyingkirkan ayahnya yang sudah tua. Sang psikopat mencetuskan ide untuk bertukar membunuh orang yang mereka benci demi menghindari kecurigaan polisi dan menciptakan alibi sempurna. Sang psikopat membunuh istri pemain tenis dan mengancam sang petenis untuk ‘memenuhi janjinya’ dengan membunuh ayah sang psikopat.
Rear Window
Berkisah tentang seorang fotografer majalah yang mengalami cedera kaki dan harus menjalani rehabilitasi dengan berdiam diri duduk di kursi roda. Sang fotografer menjalani hari-harinya yang membosankan dengan mengamati keseharian tetangga-tetangganya dari jendela apartemennya. Ketika istri salah satu tetangganya menghilang secara mendadak, sang fotografer curiga bahwa suaminya yang telah membunuhnya. Dibantu oleh perawat dan kekasihnya, seorang sosialita, sang fotografer berusaha mencari bukti perbuatan tetangganya tersebut. Dibintangi oleh Grace Kelly dan Jimmy Stewart dalam kolaborasi keduanya dengan Hitchcock. Film ini sempat mendapat remake dengan judul Disturbia yang dibintangi Shia Labeouf.
North by Northwest
Film Spy Thriller ini berkisah tentang seorang arsitek yang terjebak dalam pusaran espionase tingkat tinggi setelah beberapa orang misterius salah mengiranya sebagai seorang mata-mata. Demi membersihkan namanya dan mengungkap dalang dari semua ini, sang arsitek harus mencari petunjuk sembari menghindari kejaran polisi dan organisasi misterius yang berusaha membunuhnya. Film ini dibintangi oleh Cary Grant yang juga merupakan salah satu kolaborator favorit Hitchcock.
Vertigo
Vertigo berkisah tentang seorang detektif swasta yang phobia terhadap ketinggian dan vertigo akibat trauma yang dialaminya dalam sebuah kasus. Suatu hari, sang detektif disewa oleh teman lamanya untuk menyelidiki kemungkinan istrinya dirasuki oleh arwah gentayangan. Selama penyelidikannya sang detektif berhasil menyelamatkan istri kliennya dari upaya bunuh diri, namun perlahan dirinya terpikat dengan wanita tersebut hingga akhirnya keduanya menjalani sebuah asmara terlarang. Dilema yang dialami sang detektif dan tragedi yang segera menimpa menjadi daya tarik film satu ini. Vertigo merupakan kolaborasi keempat Jimmy Stewart dengan Hitchcock. Film ini dinobatkan sebagai salah satu film terbaik sepanjang masa oleh berbagai sumber.
Special mentions: Dial M for Murder, Rebecca, Notorious, To Catch a Thief
-----
Sebagai penutup, mari kita menelisik sedikit perbedaan mendasar antara ‘suspense’ (ketegangan) dan ‘surprise’ (kejutan) menurut Hitchcock sendiri:
“Saat ini kita berdua tengah berbincang santai. Anggaplah ada sebuah bom di bawah meja kita. Tidak ada yang terjadi. Namun tiba-tiba, “Boom!”, sebuah ledakan. Penonton terkejut, tapi hingga sebelum kejutan (surprise) hanya adegan yang biasa saja, tidak ada firasat atau konsekuensi tertentu.
Sekarang mari bayangkan situasi menegangkan (suspense). Bom berada di bawah meja dan penonton telah mengetahuinya, mungkin mereka menyaksikan seorang anarkis menempatkan bom tersebut. Penonton sadar bom tersebut akan meledak pada pukul satu. Terdapat jam di set (latar). Penonton melihat jam telah menunjukkan waktu pukul satu kurang seperempat. Dalam situasi ini, adegan perbincangan yang semula santai berubah menjadi mengesankan karena penonton secara tidak langsung turut berpartisipasi di dalamnya. Mereka ingin memperingatkan karakter di layar film: “kalian jangan ngobrol hal tidak penting! Ada bom yang akan meledak di bawah meja kalian.”
Dalam kasus pertama, kita hanya memberi penonton 15 detik kejutan pada saat terjadi ledakan. Dalam kasus kedua, kita telah menciptakan 15 menit penuh ketegangan.”
Komentar
Posting Komentar