The Departed - Sebuah Ulasan

Nama Martin Scorsese mungkin tidak terlalu akrab di telinga sebagian orang, namun bagi pecinta, pembuat, hingga aktor film dari berbagai belahan dunia pasti minimal pernah mendengar nama sineas yang telah melegenda ini. Sepanjang karirnya, Martin Scorsese telah membuat film-film dari berbagai genre yang menuai pujian, kritikan, hingga kontroversi. Namun semua orang setuju bahwa Scorsese merupakan master di bidangnya. Scorsese mampu menyajikan film yang tidak hanya memiliki subjek yang menarik namun juga artistik dan tidak membosankan. Berbeda dengan seniman film lainnya yang umumnya hanya mengejar aspek seni dalam sinema layar lebar (kita kenal sebagai jenis art-house film), Scorsese berhasil mencampurkan seni ke dalam film yang umumnya bakal digolongkan ke dalam jenis film mainstream. Scorsese yang terlahir dari sebuah keluarga taat agama di lingkungan Little Italy, New York, Amerika Serikat, telah membuat berbagai macam film, mulai dari Komedi (After Hours, King of Comedy), Biografi (Raging Bull, Kundun), Thriller (Taxi Driver, Cape Fear), Misteri drama (Shutter Island), Romansa klasik (Age of Innocence), hingga Fantasi anak (Hugo). Tapi Martin Scorsese yang juga berdarah italia lebih banyak diasosiasikan dengan genre film Gangster/ Drama Mafia, seperti yang ditunjukkannya melalui Mean Street, Goodfellas, Casino, dan The Departed.
Film gangster merupakan genre favorit saya pribadi. Keglamoran dunia kriminal, rentetan peluru dan darah yang bertebaran ke segala arah, serta nilai moral dan etika yang dibangun berdasarkan pondasi kuat yang menjunjung tinggi nilai keluarga dan loyalitas selalu menjadi daya tarik tersendiri yang tak lekang oleh waktu. Banyak film Gangster yang luar biasa tercatat dalam sejarah seperti The Godfather-nya Francis Ford Coppola, Untouchables-nya Brian de Palma, hingga Once Upon a Time in America karya Sergio Leonne. Namun tidak ada yang bisa terus-menerus kembali menghasilkan film gangster yang selalu luar biasa bagus seperti yang dilakukan Scorsese. Setiap filmnya selalu memuat kekerasan dalam jumlah besar, cerita yang menyedot perhatian penonton, hingga ke penggambaran yang sangat artistik. Kali ini saya akan membahas tentang film gangster terakhir yang dibuatnya dan berhasil mengantarkan Scorsese meraih piala Oscar pertamanya di tahun 2006, berjudul “The Departed.”
 
Sebenarnya saya sudah ‘kebelet’ menulis tentang The Departed sejak tahun 2016, bertepatan dengan perayaan 10 tahun penayangan film yang dibintangi Leonardo DiCaprio ini. Namun karena berbagai alasan dan kendala-kendala lainnya baru pada tahun 2017 ini saya merealisasikan tulisan ini. Tanpa menunggu lebih lama berikut adalah sejumlah alasan kenapa The Departed merupakan salah satu film terbaik yang pernah dibuat sang maestro.

It’s a remake (of Chinesse Film), and a great one
The Departed sebenarnya merupakan sebuah remake dari film asal Hong kong berjudul Infernal Affairs yang dibintangi oleh aktor laga Andy Lau. Infernal Affairs bercerita tentang pertikaian polisi dan gangster yang mengirim mata-mata untuk menginflitrasi kelompok lawan. Masing-masing dari mereka berlomba untuk membongkar identitas lawan dan meruntuhkan kekuatan musuh dari dalam. Film yang sukses di negara asalnya ini kemudian dibawa ke Hollywood dan dibuat ulang dengan mengganti settingnya dari kota pencakar langit Hong Kong ke lingkungan masyarakat dan dermaga Boston, Amerika Serikat. Hasilnya? Luar biasa.
The Departed berhasil meningkatkan level ketegangan dan antusiasme yang ditunjukkan film aslinya ke tingkat yang lebih tinggi dan menyenangkan. Seperti versi aslinya, penonton diajak mendalami perjalanan kedua tokoh sentral yang memata-matai gerak-gerik musuh sembari menjaga agar penyamarannya tak terbongkar. Bila di Infernal penonton akan terus dibuat tegang dengan tiap momen konfrotasi yang mungkin bakal terjadi, maka The Departed berhasil membuat penonton paranoid. Seperti halnya tiap karakter di film ini, Penonton akan dibuat mempertanyakan siapa saja yang bisa dipercayai dan siapa yang tidak. Nasib tiap tokoh semakin tidak menentu dan berbahaya seiring tiap adegan dan rahasia yang diungkap di layar lebar. The Departed ibarat permainan catur yang memerlukan kesabaran dan muslihat untuk menang, dimana tiap langkah semakin meningkatkan ketegangan.
Bagi yang lebih menyukai film aslinya juga tidak akan dikecewakan, karena The Departed secara menakjubkan mampu mempertahankan keutuhan tiap adegan kunci di film ini dan secara teknis mampu memberi arah yang lebih baru dan segar. Bila anda mencoba membandingkan tiap adegan dari kedua film bersebelahan maka akan ada banyak kesamaan yang tampak jelas terlihat dan The Departed jelas berhasil menyajikan tontonan yang lebih ketimbang pendahulunya. Ini terbukti dengan gelar Best Picture yang berhasil diraih dalam ajang Academy Awards 2007.

Characters, Characters, Characters
Tiap karakter yang muncul dalam film ini menyajikan pencirian dan watak yang beragam serta membekas bagi penonton. Mulai dari Leonardo DiCaprio yang berperan sebagai polisi jujur dan paranoid yang harus menginflitrasi kelompok gangster Irish yang menguasai Boston selama bertahun-tahun, Matt Damon yang berperan sebagai polisi bermuka dua yang dididik langsung oleh gangster untuk menyusup dalam ranking kepolisian federal, hingga Jack Nicholson sebagai kepala gangster yang cenderung psikopat.
Leo secara meyakinkan menunjukkan kelihaiannya menyelami kepribadian orang yang paranoid dan gampang panik. Tiap momen dalam film semakin menegaskan kegelisahan dan ketegangan yang dirasakan karakternya. Matt Damon yang biasanya kebagian berperan sebagai protagonis utama atau sosok jagoan dalam film mampu menunjukkan sisi lain sebagai seorang penjahat bermuka dua yang berlindung di balik kekebalan hukum dan cenderung egois serta mementingkan dirinya sendiri. Sedangkan apresiasi tertinggi dapat diarahkan ke performa Jack Nicholson sebagai Bos Gangster Irish yang secara langsung terinspirasi dari sepak terjang gangster sungguhan, James “Whitey” Bulger, yang sempat meneror jalanan Boston selama puluhan tahun (sosok ini kemudian diangkat secara keseluruhan pada tahun 2015 dalam film Black Mass, dan diperankan oleh Johnny Depp). Jack banyak mengimprovisasi adegan karakter yang diperankannya sehingga memberi kesan bagi penonton bahwa karakternya memang sinting.
Selain ketiga karakter tadi, tokoh-tokoh lainnya juga memberi kesan mendalam, seperti Atasan karakter Leonardo DiCaprio di kepolisian yang diperankan oleh Mark Whalberg dan Martin Sheen. Keduanya melambangkan polisi jujur dan bajingan yang sering kita temui di dunia nyata. Vera Farmiga sebagai Heroine utama dan melambangkan tropi bagi karakter utama dan representasi penonton yang terbagi antara kedua tokoh utama yang bersimpangan jalan.

X Mark The Spot
Film-film buatan Martin Scorsese umumnya memiliki durasi yang lebih panjang (2,5-3 jam) ketimbang film yang beredar di bioskop belakangan ini. Namun bukan berarti film-film yang dibuat Scorsese cenderung membosankan. Sebaliknya, sebagai seorang yang lahir dan dibesarkan dikelilingi oleh film seumur hidupnya, Scorsese tahu setiap sela dari sebuah film dan hal-hal kecil yang membuat film menjadi media yang unik dan menyenangkan bagi penonton. Untuk film The Departed, Scorsese menyisipkan detail-detail kecil yang terinspirasi dari film lawas The Scarface. Penonton yang menyaksikan dan menyadari keberadaan dan intensitas detail-detail kecil ini bakal merasa takjub dan mungkin tertawa kecil dengan intuisi yang berkembang di otak mereka. Intinya, Hati-hati terhadap tanda X sepanjang durasi film.

Berikut daftar filmografi Martin Scorsese yang dianggap khalayak umum sebagai masterpiece dari sang maestro sinema ini.

  • Taxi Driver. Bercerita tentang veteran perang Vietnam yang kembali ke jalanan New York sebagai seorang supir taksi. Muak dengan ‘sampah masyarakat’ yang bebas berkeliaran, sang veteran memutuskan untuk melakukan sesuatu terhadap situasi New York. Dibintangi oleh Robert De Niro, Jodie Foster, dan Harvey Kietel.
  • Raging Bull. Film biografi mantan juara tinju, Jake La Motta. Film yang direkam dalam suasana hitam-putih ini mengangkat kisah perjuangan Jake menjadi petinju profesional, kehidupan rumah-tangganya yang kacau balau, serta kejatuhan karirnya. Dibintangi oleh Robert De Niro dan Joe Pesci.
  • Goodfellas. Diangkat dari kisah nyata tentang Henry Hill, bocah keturunan imigran Irlandia-Italia, yang terjun dalam dunia gangster dan kriminal sejak belia hingga dewasa dan memuat berbagai kejahatan sadis yang dilakukannya bersama teman-temannya sesama mafia. Dibintangi Ray Liotta, Robert De Niro, dan Joe Pesci.
  • Casino. Terinspirasi dari kisah nyata tentang sekelompok mafia yang menguasai dan mengolah bisnis kasino di Las Vegas di pertengahan tahun 80-an. Dibintangi oleh Robert De Niro, Joe Pesci, dan Sharon Stone.
  • Gangs of New York. Berkisah tentang Amerika Serikat di awal masa perang saudara. Seorang pemuda menyusun rencana untuk menuntut balas atas kematian ayahnya di tangan pimpinan geng yang ‘menguasai’ wilayah Five Point New York, Bill “The Butcher” Cutting, Jr. Film ini dibintangi oleh Leonardo DiCaprio, Daniel Day-Lewis, dan Cameron Diaz.
  • The Aviator. Diangkat dari biografi Howard Hughes, Milyuner perminyakan, Film, dan Penerbangan Amerika Serikat yang terkenal sebagai seorang playboy eksentrik. Film ini mengangkat sepak terjangnya menjadi salah satu inovator penerbangan dunia, termasuk menyoroti kelainan Obsessive Compulsive Disorder (OCD) yang dideritanya semenjak kanak-kanak. Dibintangi oleh Leonardo DiCaprio, Alec Baldwin, dan Cate Blanchett.
  • Hugo. Berkisah tentang bocah yatim-piatu yang tinggal di stasiun kereta Paris sembari merawat jam-jam di stasiun tersebut. Sang bocah memulai sebuah petualangan ajaib setelah dirinya mencoba memperbaiki sebuah mesin Automatan tua. Dibintangi oleh Asa Buterfield, Sacha Baron Cohen, Chloe Grace Moretz, dan Ben Kingsley.
  • Wolf of Wall Street. Diangkat dari kisah nyata tentang seorang pengusaha dan pialang saham bernama Jordan Belfort yang menjadi kaya raya setelah menjual saham dan menipu jutaan kliennya. Hidupnya yang penuh glamor dan dikelilingi oleh alkohol, narkoba, dan seks menjadi kunci kehancurannya kelak. Dibintangi oleh Leonardo DiCaprio, Margot Robbie, dan Jonah Hill.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persidangan Meja Makan - Pengalaman Membuat Film Pendek

Dilema Pelukis Bernama “Kecerdasan Buatan”

PORTOFOLIO DESAIN GRAFIS